ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN PASCA BENCANA
- PENGKAJIAN
- UMUM
Ø Nama
Ø Usia
Ø Jenis Kelamin
Ø Alamat
Ø Status
Ø Pekerjaan
Ø Agama
- KHUSUS
- Data
Subjektif
Ø Menceritakan kejadian / periatiwa yang traumatis
Ø Merasa marah atau gusar
Ø Teringat kembali peristiwa bencana yang dialaminya
Ø Merasa tidak berguna
Ø Menyatakan takut
Ø Menyatakan was-was
Ø Merasakan fikiran terganngu
Ø Tidak ingin mengingat peristiwa itu kembali dengan menceritakannya lagi
Ø Mengingkari peristiwa trauma
Ø Merasa malu
Ø Merasa jantung berdebar-debar
b.
Data Objektif
Ø Mengasingkan diri
Ø Menangis
Ø Marah
Ø Gelisah
Ø Menghindar
Ø Mengasingkan diri
Ø Depresi
Ø Sulit berkomunikasi
Ø Keadaan mood terganggu
Ø Sesak didada
Ø Lemah
(Keliat,B.A.Dkk.2006.Manajemen
Kasus Gangguan Jiwa Dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Modul IC CMHN.FIKUI. Jakarta)
3.
FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor predisposisi yang
mempengaruhi kehilangan :
v Genetik
Individu yang dilahirkan dibesarkan dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi biasanya sulit mengembangkan sikapoptimis dalam
menghadapi suatu permasalahan, termasuk menghadapi kehilangan.
v Kesehatan fisik
Individu dengan keadaan fisik sehat, cara hidup
teratur,cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih tinggi
dibandingkan dengan individu yang sedang mengalami gangguan fisik
v Kessehatan mental / jiwa
Individu yang mengalami gangguan jiwa seperti depresi yang
ditandai dengan perasaan tidak berdaya pesimistik dan dibayangi dengan masa
depan yang suram, biasanya sangat peka terhadap situasi kehilangan.
v Pengalaman kehilangan dimassa
lalu
Kehilangan atau perpisahan dengan orang yang bermakna
dimasa kanak-kanak akan mempengaruhi individu dalam menghadapi kehilangan
dimasa dewasa (Stuart-Sundeen, 1991).
(Yosep,iyus.2007. Keperawatan
Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung)
4.
FAKTOR PRESIPITASI
Stress yang nyata seperti
kehilangan yang bersifat Bio-Psiko-Sosial antara lain kehilangan kesehatan
(sakit), kehilangan fungsi sseksualitas, kehilangan keluarga dan harta benda.
Individu yang kehilangan
sering menunjukkan perilaku seperti menangis atau tidak mampu menangis , marah,
putus asa, kadang ada tanda upaya bunuh diri atau melukai orang lain yang
akhirnya membawa pasien dalam keadaan depresi.
(Suliswati.2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
EGC.Jakarta)
5.
SPIRITUAL
·
Keyakinan terhadap Tuhan YME
·
Kehadiran ditempat Ibadah
·
Pentingna Agama dalam kehidupan
pasien
·
Kepercayaan akan kehidupan setelah
kematian
(Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi
3.EGC.Jakarta)
6.
ORANG-ORANG TERDEKAT
·
Status perkawinan
·
Siapa orang terdekat
·
Anak-anak
·
Kebiasaan pasien dalam tugas-tugas
keluarga dan fungsi-fungsinya
·
Bagaimana pengaruh orang-orang
terdekat terhadap penyakit atau masalah
·
Proses interaksi apakah yang
terdapat dalam keluarga
Gaya hidup keluarga, misal: Diet, mengikuti pengajian
(Doenges.2002.Rencana
Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)
7.
SOSIOEKONOMI
·
Pekerjaan: keuangan
·
Faktor-faktor lingkungan:
rumah,pekeerjaan dan rekreasi
·
Penerimaan sosial terhadap
penyakit / kondisi, misal : PMS,HIV,Obesitas,dll
(Doenges.2002.Rencana Asuhan keperawatan. Edisi
3.EGC.Jakarta)
8.
KULTURAL
·
Latar belakang etnis
·
Tingkah laku mengusahakan
kesehatan, rujuk penyakit
·
Faktor-faktor kultural yang
dihubngkan dengan penyakit secara umum dan respon terhadap rasa sakit
·
Kepercayaan mengenai perawatan dan
pengobatan
(Doenges.2002.Rencana
Asuhan keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)
B.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Berduka berhubungan dengan Aktual atau perasaan kehilangan ditandai
dengan Penolakan terhadap kehilangan,menangis, menghindar,marah
2. Cemas berhubungan dengan perubahan status lingkungan (bencana alam)
ditandai dengan merasakan jantung berdebar-debar, sulit berkonsentrasi, gelisah
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan kehilangan (keluarga dan harta benda) ditandai dengan
mengekpresikan rasa tidak berdaya dan tidak berguna,depresi,menghindar.
4. Resiko distress spiritual dengan faktor resiko perubahan lingkungan
bencana alam.
C.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dengan diagnosa keperawatan
pertama:
Berduka berhubungan dengan
aktual atau perasaan kehilangan ditandai dengan penolakan terhadap
kehilangan,menangis, menghindar, marah.
a.
Tujuan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali
pertemuan diharapkan individu mengalami proses berduka secara normal,melakukan koping
terhadap kehilangan secara bertahap dan menerima kehilangan sebagai bagian dari
kehidupan yang nyata dan harus dilalui, dengan kriteria hasil:
1. Individu mampu mengungkapkan perasaan duka.
2. Menerima kenyataan kehilangan dengan perasaan damai
3. Membina hubungan baru yang bermakna dengan objek atau orang yang baru.
(Yosep,iyus.2007. Keperawatan Jiwa. PT Refika Aditama.
Bandung)
b.
Intervensi Keperawatan
MANDIRI
1. Bina dan jalin hubungan saling percaya.
2. Identifikasi kemungkinan faktor yang menghambat proses berduka
3. Kurangi atau hilangkan faktor penghambat proses berduka.
4. Beri dukungan terhadap respon kehilangan pasien
5. Tingkatkan rasa kebersamaan antara anggota keluarga.
6. Identifikasi tingkat rasa duka pada fase berikut:
a. Fase pengingkaran
-
Memberi kesempatan kepada pasien
untuk mengungkapkan perasaannya.
-
Menunjukkan sikap menerima,ikhlas
dan mendorong pasien untuk berbagi rasa.
-
Memberikan jawaban yang jujur
terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan dan kematian.
b. Fase marah
-
Mengizinkan dan mendorong pasien
mengungkapkan rasa marahnya secara verbal tanpa melawan dengan kemarahan.
c. Fase tawar menawar
-
Membantu pasien mengidentifikasi
rasa bersalah ddan perasaan takutnya.
d. Fase depresi
-
Mengidentifikasi tingkat depresi
dan resiko merusak diri pasien
-
Membantu pasien mengurangi rasa
bersalah.
e. Fase penerimaan
-
Membantu pasien untuk menerima
kehilangan yang tidak bisa dielakkan.
(Yosep,iyus.2007. Keperawatan
Jiwa. PT Refika Aditama. Bandung)
KOLABORASI
Rujuk pada sumber-sumber lainnya,misalnya :
Konseling,psikoteraphy.
(Doenges.2002.Rencana Asuhan
keperawatan. Edisi 3.EGC.Jakarta)
4.
IMPLEMENTASI
a. Membina hubungan saling percaya dengan pasien:
-
Memperkenalkan diri
-
Membuat kontrak waktu dengan
pasien
-
Menjelaskan bahwa perawat akan
membantu pasien dan akan menjaga kerahasiaan informasi tentang pasien.
b. Mendiskusikan dengan pasien peristiwa yang pernah di alami dengan
pemberian makna positif dan mengambil hikmahnya.
c. Menemukan kemungkinan faktor penghambat proses berduka dan membantu
mengurangi nya.
d. Memberikan penghargaan setelah pasien menceritakan dan merespon situasi
kehilangan dengan membesarkan