ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS
STUDI KASUS
Ny. Yenik
usia 27 th, ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMU, Hamil 2 bulan, Datang ke
RS mengeluh sedikit pusing, keluar cairan darah dari vagina sejak 3 hari yang
lalu. 2 hari yang lalu darah bergumpal terasa keluar lebih banyak.Dihari ke-3
ini darah sedikit keluar. Ia dan suami Tn. Doni (28 Th) mengaku takut dan
khawatir dengan kondisi ibu dan janin yang dikandungnya,karena itu mereka tidak
mau membawa ke RS. Bu Yenik hanya baring ditempat tidur.Ibu tampak manahan
nyeri.Dianjurkan oleh dokter untukRawat inap. Dari pemeriksaan didapatkan:
- PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
NAMA : Ny. Yenik
UMUR : 27 tahun
PENDIDIKAN : SMU
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
AGAMA : Islam
NAMA SUAMI : Tn. Doni
UMUR : 28 tahun
PENDIDIKAN : SMU
PEKERJAAN : Tukang batu
AGAMA : Islam
ALAMAT : Jln. Mastrip gang 3 Mojoroto
MRS : Tgl. 18-10-2009
PUKUL : 09.30 WIB
DO:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tensi : 100/70
mmHg Nadi :96 x/menit
Temperatur
axiler : 36,4 o C
Anemis : -
Os tampak sedikit pucat dan menahan
nyeri.
VT (Vagina toucher) : Tidak terdapat pembukaan
Penunjang
- Hb darah : 11,7
g/dl
- HCT : 36,0 %
- WBC 13,3 g/dl
- USG: Dari hasil USG, terdapat sisa hasil konsepsi.
DS:
- Klien mengatakan sedikit pusing.
Pada hari yang lalu banyak keuar darah yang menggumpal.
- Klien mengaku takut dan khawatir
dengan kondisinya dan janin dalam kandungannya.
DIAGNOSA medis
Abortus inkomplit
- DIAGNOSA
KEPERAWATAN
a. Kurangnya
volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam jumlah yang berlebih
ditandai dengan keluar darah pervaginam, TD menurun : 100/70 mmHg.
b. Perfusi
jaringan tidak efektif (perifer) berhubungan dengan Hipovolemia ditandai dengan
penurunan TD (100/70 mmHg), pucat.
c. Nyeri
akut berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi uterus.
d. Takut
berhubungan dengan ancaman kematian pada
diri sendiri dan janin.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan penahanan hasil
konsepsi.
- INTERVENSI
KEPERAWATAN.
DIAGNOSA:
Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam
jumlah yang berlebih ditandai dengan keluar darah pervaginam, TD menurun :
100/70 mmHg.
TUJUAN: Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam
diharapkan kebutuhan cairan pasien terpenuhi. Dengan criteria hasil:
a. TTV
:
-
TD: 120/80 mmHg
-
ND: 86 x/menit
-
SH: 36,5 C
-
RR: 20 x/menit
b. Pasien
tampak cerah dan tidak pucat
c. Darah
pervaginam berhenti.
RENCANA
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
Perkirakan
kehilangan darah membantu membedakan diagnosis. Tiap gram peningkatan berat
pembalut sama dengan kehilangan kira2 1 ml darah.
|
2. Lakukan
tirah baring. Instruksikan ibu untuk menghindari valsava maneuver dan coitus.
|
Perdarahan
dapat berhenti dengan bedrest. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme dapat
merangsang perdarahan.
|
|
Menjamin
keadekuatan darah ke otak, peninggian
panggul menghindarri kompresi vena vaya.
|
|
Membantu
menenntukan sifat hemoragi dan kemungkinan akibat dari peristiwa hemoragi.
|
|
Dapat
meningkatkan hemoragi.
|
|
Menentukan
luasnya kehilangan cairan dan menunjukkan perfusi ginjal.
|
|
Dokter
perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan,pemeriksaan histology mungkin
perlu dilakukan.
|
KOLABORASI
|
|
8. Pasang
kateter.
|
Haluaran
kurang dari 30 ml/jam menandakan penurunan perfusi ginjal dan kemungkinan
terjadinya nekrosis tubuler. Keluaran yang tepat ditentukan oleh derajat
deficit individual dan kecepatan penggantian.
|
9. Berikan
lrutan intra vena. Rl dan D 5% .1 : 1, 20 gtt/menit.
|
Meningkatkan
volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala2 syok.
|
- EVALUASI
-
Pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi.
O:
-
TTV kembali normal
TD: 110/80 mmHg
ND: 86 x/menit
SH: 36,5 C
RR: 20 x/menit
-
Darah pervaginam masih
sedikit.
-
Wajah pasien sudah
terlihat merona merah, tidak pucat lagi.
Assesment:
-
Tujuan tercapai
sebagian : TD: 110/80 mmHg dan sedikit perdarahan pervaginam.
Planning:
-
. Lanjutkan intervensi
kolaborasi pemberian cairan IV, penambahan intake nutrisi dan tindakan
penghentian perdarahan (curettage).