Rabu, 07 Desember 2011

ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS


 ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS
STUDI  KASUS

Ny. Yenik usia 27 th, ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMU, Hamil 2 bulan, Datang ke RS mengeluh sedikit pusing, keluar cairan darah dari vagina sejak 3 hari yang lalu. 2 hari yang lalu darah bergumpal terasa keluar lebih banyak.Dihari ke-3 ini darah sedikit keluar. Ia dan suami Tn. Doni (28 Th) mengaku takut dan khawatir dengan kondisi ibu dan janin yang dikandungnya,karena itu mereka tidak mau membawa ke RS. Bu Yenik hanya baring ditempat tidur.Ibu tampak manahan nyeri.Dianjurkan oleh dokter untukRawat inap. Dari pemeriksaan didapatkan:

  1. PENGKAJIAN
A.    IDENTITAS

NAMA                           :           Ny. Yenik
UMUR                           :            27 tahun
PENDIDIKAN             :           SMU
PEKERJAAN                :           Ibu Rumah Tangga
AGAMA                        :           Islam
NAMA SUAMI                        :           Tn. Doni
UMUR                           :           28 tahun
PENDIDIKAN             :           SMU        
PEKERJAAN                :           Tukang batu
AGAMA                        :           Islam
ALAMAT                      :           Jln. Mastrip gang 3 Mojoroto
MRS                               :           Tgl. 18-10-2009
PUKUL                         :           09.30 WIB

DO:
KU                                                         :           Baik
Kesadaran                                              :           Composmentis      
Tensi                                                       :           100/70 mmHg       Nadi :96 x/menit
Temperatur axiler                                   :           36,4 o C
Anemis                                                   :           -
Os tampak sedikit pucat dan menahan nyeri.
VT (Vagina toucher)                              :           Tidak terdapat pembukaan
           Penunjang
-       Hb darah : 11,7 g/dl
-       HCT : 36,0 %
-       WBC 13,3 g/dl
-        USG: Dari hasil USG, terdapat sisa hasil konsepsi.

DS:
-       Klien mengatakan sedikit pusing. Pada hari yang lalu banyak keuar darah yang menggumpal.
-       Klien mengaku takut dan khawatir dengan kondisinya dan janin dalam kandungannya.

DIAGNOSA medis

         Abortus inkomplit

  1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.       Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam jumlah yang berlebih ditandai dengan keluar darah pervaginam, TD menurun : 100/70 mmHg.
b.      Perfusi jaringan tidak efektif (perifer) berhubungan dengan Hipovolemia ditandai dengan penurunan TD (100/70 mmHg), pucat.
c.       Nyeri akut berhubungan dengan dilatasi serviks, trauma jaringan dan kontraksi uterus.
d.      Takut berhubungan dengan  ancaman kematian pada diri sendiri dan janin.
e.       Resiko  infeksi berhubungan dengan penahanan hasil konsepsi.
  1. INTERVENSI KEPERAWATAN.
DIAGNOSA:  Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kehilangan vascular dalam jumlah yang berlebih ditandai dengan keluar darah pervaginam, TD menurun : 100/70 mmHg.
TUJUAN: Setelah diberikan askep selama 3 x 24 jam diharapkan kebutuhan cairan pasien terpenuhi. Dengan criteria hasil:
a.       TTV :
-          TD: 120/80 mmHg
-          ND: 86 x/menit
-          SH: 36,5 C
-          RR: 20 x/menit
b.      Pasien tampak cerah dan tidak pucat
c.       Darah pervaginam berhenti.


RENCANA INTERVENSI
RASIONAL
  1. Evaluasi, laporkan dan catat jumlah, sifat kehilangan darah, lakukan perhitungan pembalut dan timmbang pembalut.
Perkirakan kehilangan darah membantu membedakan diagnosis. Tiap gram peningkatan berat pembalut sama dengan kehilangan kira2 1 ml darah.
2.      Lakukan tirah baring. Instruksikan ibu untuk menghindari valsava maneuver dan coitus.
Perdarahan dapat berhenti dengan bedrest. Peningkatan tekanan abdomen atau orgasme dapat merangsang perdarahan.
  1. Posisikan ibu dengan tepat, telentang dengan panggul ditinggikan.
Menjamin keadekuatan darah  ke otak, peninggian panggul menghindarri kompresi vena vaya.
  1. Pantau aktivitas uterus,status janin dan adanya nyeri tekan pada abdomen.
Membantu menenntukan sifat hemoragi dan kemungkinan akibat dari peristiwa hemoragi.
  1. Hindari pemeriksaan rectal atau vagina.
Dapat meningkatkan hemoragi.

  1. Pantau masukan/keluaran cairan. Dapatkan sampel urin setiap jam, ukur berat jenis.
Menentukan luasnya kehilangan cairan dan menunjukkan perfusi ginjal.
  1. Simpan jaringan atau hasil konsepsi yang keluar.
Dokter perlu mengevaluasi kemungkinan retensi jaringan,pemeriksaan histology mungkin perlu dilakukan.
KOLABORASI


8.      Pasang kateter.
Haluaran kurang dari 30 ml/jam menandakan penurunan perfusi ginjal dan kemungkinan terjadinya nekrosis tubuler. Keluaran yang tepat ditentukan oleh derajat deficit individual dan kecepatan penggantian.
9.      Berikan lrutan intra vena. Rl dan D 5% .1 : 1, 20 gtt/menit.
Meningkatkan volume darah sirkulasi dan mengatasi gejala2 syok.

  1. EVALUASI
-           Pasien mengatakan sudah tidak pusing lagi.
O:
-          TTV kembali normal
TD: 110/80 mmHg
ND: 86 x/menit
SH: 36,5 C
RR: 20 x/menit
-          Darah pervaginam masih sedikit.
-          Wajah pasien sudah terlihat merona merah, tidak pucat lagi.
Assesment:
-          Tujuan tercapai sebagian : TD: 110/80 mmHg dan sedikit perdarahan pervaginam.
Planning:
-          . Lanjutkan intervensi kolaborasi pemberian cairan IV, penambahan intake nutrisi dan tindakan penghentian perdarahan (curettage).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar